Dosen ITB Bantah Anjuran untuk Hindari Konsumsi Kunyit dan Temulawak

- 20 Maret 2020, 16:18 WIB
/Dok Pixabay.


BANDUNG, (PRFM) - Kabar mengenai anjuran untuk menghindari konsumsi kunyit dan temulawak untuk mencegah penyebaran Virus Corona (COVID-19) dipastikan sebagai informasi yang keliru.

Hal tersebut dipastikan langsung oleh Dosen dari Sekolah Ilmu Teknologi Hayati (STIH) Institut Teknologi Bandung Taufikurrahman, yang disebut sebagai pihak yang menganjurkan untuk menghindari konsumsi kunyi dan temulawak.

Dijelaskan Taufikurrahman, kekeliuran pemahaman atas informasi ini berawal dari percakapan dirinya bersama Profesor dari Sekolah Farmasi ITB Daryono Hadi Tjahjono di dalam grup media sosial, belum lama ini.

Di dalam percakapan tersebut, Taufikurrahman bersama Daryono menyarankan agar konsumsi terhadap kunyit dan temulawak tidak dilakukan secara berlebihan.

Sebab menurut catatan medis, konsumsi berlebihan tanaman herbal seperti kunyit dan temulawak bisa menyebabkan alergi bahkan mempengaruhi kinerja ginjal.

Baca Juga: Ternyata Jahe Belum Terbukti Secara Klinis Bisa Tangkal Virus Corona

Namun saat dibagikan ke media sosial, isi percakapan tersebut tidak ditampilkan secara penuh dan menyebabkan salah persepsi pada warganet. Kejadian disinformasi tersebut semakin diperparah dengan pengaitan isu yang dilakukan warganet dengan kondisi epidemi Virus Corona (COVID-19).

“Seorang rekan menangkap layar (screenshoot) percakapan kami. Dia bagikan di Facebook dengan narasi sedikit provokatif. Akhirnya warganet salah menangkap inti dari percakapan kami,” jelas Taufikurrahman saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Jumat (20/3/2020).

Ia menuturkan, percapakan tersebut merupakan pembahasa mengenai sebuah jurnal ilmiah yang memuat laporan mengenai uji laboratorium terkait senyawa curcumin.

“Curkumin ini adalah senyawa aktif yang ada pada kunyit dan temulawak. Curcumin disinyalir bisa difungsikan untuk mengurangi kerusakan jaringan-jaringan pada jantung. Cara kerja kurkumin saat dikonsumsi yakni akan memodulasi dan meningkatkan ekskresi dari enzim Angiotensin-converting- enzyme2 (AC2),” jelas Taufikurrahman.

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x