Di-PHK, Warga Banjaran Ini Terjebak Tidak Bisa Pulang dari Pulau Pelangi Kepulauan Seribu

- 5 Juni 2020, 11:48 WIB
Seorang karyawan sedang membersihkan batang pohon yang menimpa ke sebuah resort di Pulau Pelangi, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Ada enam orang mantan karyawan resort tersebut yang tidak bisa pulang karena tidak difasilitasi.*
Seorang karyawan sedang membersihkan batang pohon yang menimpa ke sebuah resort di Pulau Pelangi, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Ada enam orang mantan karyawan resort tersebut yang tidak bisa pulang karena tidak difasilitasi.* /Dok. Widia Safitri

BANDUNG,(PRFM) - Widia Safitri, warga asal Banjaran, Kabupaten Bandung ini tidak bisa pulang dari pulau Pelangi, Kepulauan Seribu.

Ceritanya, sejak April, Widia bersama 5 orang rekannya di-PHK dari tempat mereka bekerja yaitu sebuah resort di Pulau Pelangi.

Widia menceritakan, sewaktu di-PHK mereka tidak mendapatkan uang pesangon.

Gaji terakhir yang ia terima adalah gaji bulan Maret sebesar Rp700 ribu.

Setelah itu, mereka hanya mengandalkan hasil laut, dan bantuan dari para nelayan untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

"Manajemen sudah angkat tangan, ga ada tanggungjawab sama sekali," kata Widia saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Jumat 5 Juni 2020.

Baca Juga: INFO ORANG HILANG: Pamit Kerja ke Subang, Ibra Tak Kunjung Pulang

Di resort tersebut ada 8 orang karyawan. 6 orang diantaranya di PHK, sementara 2 orang lainnya masih tetap bekerja.

Namun Widia mengatakan, meskipun sudah di PHK, mereka tetap disuruh bantu-bantu karena dianggap masih menumpang tinggal.

"Kita tetap diharuskan untuk kerja bantu-bantu, soalnya kita dianggap masih tidur disini, masih memanfaatkan fasilitas," kata Widia.

Dikatakannya, mereka sudah sering menghubungi manajemen resort, namun tak kunjung ada kepastian.

Baca Juga: Program Tapera Dinilai Menambah Beban Pengusaha

Boro-boro untuk biaya pulang, untuk keperluan sehari-hari pun mereka tidak dibekali.

Pihak manajemen kata dia, menahan mereka dengan alasan karena di pulau tersebut sudah tidak ada siapa-siapa lagi yang menjaga resort.

"Untuk bertahan hidup kita mancing paling, ada sih bantuan dari kelurahan disini tapi tidak banyak. Terus sekarang juga kondisi cuaca buruk, sering banjir rob, kemarin juga kamar bungalaw ketimpa pohon," kata dia.

Baca Juga: Data Statistik Catat Indonesia Tempati Urutan ke-34 Dunia Sebaran Kasus COVID-19

Saat ini mereka berharap uang pesangon dibayarkan, dan bisa kembali pulang ke daerahya.

"Kemarin sudah ada kapal kargo, ada kenalan, mereka mau mengangkut kita tanggal 4 Juni, tapi karena cuaca buruk ga bisa lewat kesini, jadi diundur, Sampai sekarang belum ada info lagi," katanya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x