Network
BANDUNG, PRFMNEWS - Calon Wali Kota Bandung nomor urut 2, Haru Suandharu, menegaskan komitmennya untuk menjadikan Bandung sebagai Kota Kreatif Dunia dengan mengangkat identitas dan jati diri warga yang dikenal kreatif dan inovatif.
Haru menyebut, kreativitas merupakan salah satu keunggulan utama masyarakat Bandung yang telah diakui dunia. Bandung bahkan dikenal memiliki sejarah panjang sebagai kota yang melahirkan banyak seniman, musisi, budayawan, serta pelaku industri kreatif.
“Kreatif itu jati diri warga Bandung. Orangnya kreatif dan motekar (berdaya upaya), itu bukan pengakuan kita, tapi diakui UNESCO berdasarkan rekam jejak. Banyak musisi, budayawan, industri kreatif berkembang di Bandung. Lihat saja, sejak era 90-an banyak musisi lahir dari Bandung," terang Haru di Bandung, Jumat 27 September 2024.
Baca Juga: Waspada! Bandung Diprediksi Hujan pada Sore dan Malam Nanti
Haru menjelaskan, Bandung memiliki daya tarik unik dan khas, karena membuat siapa pun yang pernah mengunjungi kota ini selalu rindu untuk kembali. Ia mencontohkan kuliner Bandung yang tidak hanya dikenal di Jawa Barat, tetapi juga menjadi daya tarik di berbagai daerah di Indonesia.
“Ketika kita ada di luar Jawa Barat, kita kangen seblak atau cuanki yang rasanya beda jika dimakan di tempat aslinya. Kalau orang dari luar kota bisa kangen, artinya ada sesuatu yang spesial di sini. Itulah Bandung,” ungkapnya.
Dalam mewujudkan visi Bandung Kota Kreatif Dunia, Haru menyampaikan rencana strategisnya untuk mengembangkan berbagai sektor industri kreatif, termasuk memperbanyak event seni, musik, dan budaya yang akan mengundang minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Kita perlu memperkaya agenda seni, musik, dan budaya. Misalnya, mengembangkan sektor MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) dan event-event kreatif untuk membuat wisatawan betah di Bandung,” ujar Haru.
Haru menekankan pentingnya pengembangan venue skala kecil hingga menengah untuk mendukung kebutuhan event lokal. Sehingga, Bandung tidak perlu bersaing menjadi kota dengan infrastruktur megah seperti Jakarta, karena keduanya memiliki karakter dan tujuan yang berbeda.
