Fakta Unik dan Sejarah Jalan Asia Afrika Bandung yang Belum Banyak Diketahui

Penulis: TIM PRFM
Editor: Rian Firmansyah
Penutupan jalan Asia Afrika Kota Bandung hari ini Selasa, 25 Oktober 2022.
Penutupan jalan Asia Afrika Kota Bandung hari ini Selasa, 25 Oktober 2022. /prfmnews/

Setelah berakhirnya masa kolonial Belanda, jalan ini sempat dikenal sebagai Jalan Raja Timur. Namun, pada tahun 1955, saat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika (KAA) dari 18 hingga 24 April, nama Jalan Raja Timur secara resmi diubah menjadi Jalan Asia Afrika.

Baca Juga: Silaturahmi Ridwan Kamil ke Bamus Betawi Sempat Diwarnai Insiden Penolakan

Jalan ini juga dikenal sebagai titik 0 kilometer, yang menandai awal perkembangan Kota Bandung. Itulah sejarah nama Jalan Asia Afrika, yang menjadi saksi bisu peristiwa bersejarah KAA dan kawasan wisata tempo dulu yang penuh estetika.

Fakta Menarik Jalan Asia Afrika

Dalam buku "Telusur Bandung," Febriana dan Teguh Amor menjelaskan bahwa Jalan Asia Afrika merupakan salah satu segmen dari Jalan Raya Pos (de Groote Postweg), yang memiliki panjang sekitar 1.000 km.

Jalan Raya Pos menghubungkan kota-kota seperti Anyer, Batavia, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, dan kota-kota di sepanjang pantai utara Pulau Jawa menuju timur hingga Panarukan.

Pembangunan Jalan Raya Pos merupakan proyek besar yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Hermann Willem Daendels, dan dilaksanakan antara tahun 1808 hingga 1811.

Jalan Asia Afrika sendiri menjadi saksi bagi tahap awal pembangunan Kota Bandung. Beberapa gedung di jalan ini memiliki nilai historis dan prestisius, seperti Savoy Homann (hotel pertama di Bandung) dan Gedung Merdeka (dahulu gedung klub pertama di Bandung dan tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika).

Baca Juga: Rangking FIFA Timnas Indonesia Seusai Tahan Imbang Arab Saudi Melesat ke Peringkat 131

Jalan Asia Afrika melintang secara horizontal, membagi Bandung menjadi wilayah utara dan selatan. Pada masa kolonial, wilayah utara umumnya diperuntukkan bagi warga Eropa, sementara wilayah selatan dialokasikan bagi warga pribumi, termasuk Jawa, Sunda, dan lainnya.

Pembagian wilayah ini diterapkan oleh pemerintah kolonial untuk mempermudah administrasi, dengan memisahkan antara pemerintahan pribumi dan pemerintahan Hindia Belanda, yang menjadi ciri khas kota kolonial di Indies.***

Halaman:

Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub