BANDUNG, PRFMNEWS - Beredar kabar bahwa aksi demonstrasi Peringatan Darurat di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung, menelan korban jiwa.
Kabar menyebutkan bahwa mahasiswa Universitas Bale Bandung (Unibba) bernama Andi Andriana tewas dalam unjuk rasa tersebut. Namun, Presiden Mahasiswa Unibba, Fauzi Septian, membantah berita tersebut.
Fauzi menegaskan bahwa Andi masih hidup, meskipun mengalami luka parah dan dirawat di rumah sakit. Namun, korban berisiko kehilangan penglihatan akibat lemparan batu yang mengenai matanya.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Klaim Tak Ada Massa Demo Tolak RUU Pilkada Ditangkap Polisi
"Korban tidak meninggal. Banyak berita yang tersebar mengklaim bahwa korban adalah anak Unibba dan meninggal," jelasnya pada Jumat, 23 Agustus 2024 seperti dilansir prfmnews.id dari Pikiran Rakyat.
"Informasi tersebut tidak benar, yang benar adalah anak Unibba bernama Andi tidak meninggal, melainkan sedang dirawat di Rumah Sakit Cicendo," tambah Fauzi.
Fauzi menjelaskan bahwa korban bersama rekan-rekan mahasiswa Unibba yang tergabung dalam aliansi, mengikuti aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Kamis 22 Agustus 2024. Aksi tersebut berlangsung sejak pukul 15.00 WIB, hingga akhirnya kericuhan terjadi pada sore menjelang malam.
Baca Juga: Ada Demo di Depan Gedung KPU Jakarta Hari Ini, Polisi Siagakan Ribuan Personel
Korban dan beberapa mahasiswa Unibba lainnya dievakuasi ke Kantor Gedung Sate. Namun, mereka memilih untuk tetap bertahan karena ingin membantu mahasiswa lain yang ditangkap oleh Polisi. Saat itu, mahasiswa program studi Ilmu Pemerintahan tersebut, dan rekan-rekannya sempat terpisah.
Fauzi menjelaskan bahwa korban dan rekannya terpisah saat mencoba membantu mahasiswa lain yang menjadi korban. Salah satu teman korban hilang dan kemudian diketahui telah ditarik oleh massa untuk menjadi border.
Korban segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif sebelum akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Cicendo.
Kini korban yang diisukan meninggal ini terancam buta, karena mata kirinya mengalami luka parah, Andi harus menjalani operasi dan kini berisiko kehilangan penglihatan.
Menurut Fauzi, tindakan medis yang mungkin diambil oleh dokter adalah menjahit atau mengangkat bola mata Andi karena kondisinya sudah sangat parah.
Fauzi menyampaikan bahwa keluarga korban sudah mengetahui situasi tersebut. Selain itu, wakil rektor, dekan, dan kepala program studi Unibba juga telah mengunjungi rumah sakit.
"Menurut saya, pihak BEM harus mengecam kepolisian agar tidak melakukan tindakan represif, dan saya akan terus berjuang bersama teman-teman," ujarnya.***(Alfiani Nurul Fauziah/Job Training)