Dilansir PRFM News dari laman resmi Pemkot Cimahi, Sesar Lembang sendiri terbagi menjadi dua, bagian pertama segmen barat dan kedua segmen Timur.
Sehingga apabila terjadi gempa bumi, dampak yang akan ditimbulkan akan memiliki skala yang berbeda-beda.
Hasil kajian Pusat Penelitian Geoteknologi BRIN mengungkap, bahwa Sesar Lembang memiliki pergeseran sekitar 3-5,5 mm per tahun. Angka ini bertambah dari penelitian tahun 2011 silam, yang menyebut bahwa laju pergeserannya adalah 2-4 mm per tahun.
Penelitian terbaru juga menemukan fakta, bahwa panjang Sesar Lembang adalah 29 KM bukan 22 KM. Sementara itu, siklus gempa bumi akibat Sesar Lembang terjadi dari 170-670 tahun. Artinya, kita sedang berada di fase akhir pelepasan energi.
"Kalau kami hitung siklus gempa buminya, antara 170 sampai 670 tahun. Jadi, kita sudah berada pada fase-fase itu," katanya.
Jadi, ancaman yang timbul akibat Sesar Lembang bisa terjadi 100 tahun lagi, atau justru besok bahkan hari ini.***