3 Jalur Angkot Akan Jadi Rute Feeder BRT Bandung Raya, Sopir Digaji Agar Tak Kejar Setoran

Penulis: Agung Tri Nurcahyo
Editor: Rifki Abdul Fahmi
Angkutan kota (angkot) menunggu penumpang di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Jawa Barat.
Angkutan kota (angkot) menunggu penumpang di Terminal Cicaheum, Kota Bandung, Jawa Barat. /Foto: Pikiran Rakyat/Rafi Fadhilah Rizqullah

PRFMNEWS – Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya yang beroperasi melintasi jalur khusus akan menjadi layanan transportasi umum massal baru sebagai salah satu solusi masalah kemacetan lalu lintas yang menurut Bank Dunia membuat kerugian ekonomi Kota Bandung hingga Rp12 triliun per tahun.

Pembangunan infrastruktur pendukung operasional BRT Bandung Raya tahap 1 akan dikerjakan mulai tahun 2025, sedangkan pengerjaan tahap 2 dan 3 ditargetkan dilakukan pada 2026 dan 2027. Direncanakan BRT Bandung Raya beroperasi dengan 455 unit bus yang melayani 21 koridor melintasi jalur khusus sepanjang 21,7 kilometer (km).

Rencana awal, ada tiga jalur angkutan kota (angkot) bakal dijadikan trayek feeder (angkutan pengumpan) guna mendukung layanan BRT Bandung Raya dengan 21 koridor. Meski belum ditentukan sarana armada yang digunakan, feeder berfasilitas nyaman ini akan mempermudah penumpang mengakses BRT dari lokasi yang tidak dilewati langsung oleh bus tersebut.

Jika melihat target awal, pada tahun 2024, sudah dilakukan pengadaan sarana feeder pada tiga jalur angkot yakni Cicaheum-Cileunyi, Gedebage-Majalaya, dan Leuwipanjang-Padalarang untuk mendukung sistem BRT Bandung Raya, dengan anggaran hampir Rp5 miliar lewat sistem bayar kinerja atau Buy The Service (BTS) per km.

Baca Juga: Pembangunan BRT Bandung Raya Dimulai 2025, Nasib Sopir Angkot di Kota Bandung Akan Seperti Ini

Sopir angkot yang mulanya beroperasi melayani tiga jalur melintasi wilayah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat tersebut nantinya akan menjadi bagian dari petugas operator yakni pengemudi feeder BRT Bandung Raya yang digaji sehingga tidak perlu lagi mengejar setoran.

"Angkotnya dibuat senyaman mungkin, pakai AC, tepat waktu, dan sopir tidak dikejar setoran. Ultimate goals-nya nanti diharapkan ada 100 koridor pengumpan dan kecepatan di jalan 40 km/jam," kata Kepala Bidang Pengembangan Transportasi Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat (Jabar) Dhani Gumelar, dikutip prfmnews.id dari ANTARA, Minggu 4 Agustus 2024.

Sebelumnya, pada September 2023, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyampaikan rancangan konsep mengubah angkot menjadi mikrobus (bus kecil) mulai 2024. Itu dilakukan guna mewujudkan transformasi transportasi umum lebih nyaman dan aman seiring rencana dihadirkannya proyek BRT Bandung Raya.

Pemkot Bandung juga berencana bekerja sama dengan koperasi-koperasi angkutan di Kota Bandung untuk mendukung program konversi angkot menjadi mikrobus. Rencananya sopir angkot diangkat jadi pegawai operator, sehingga mereka tidak dihadapkan risiko kehilangan pekerjaan akibat program konversi tersebut.

Halaman:

Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub