Bakal Terintegrasi Bus TMP, Proyek Infrastruktur BRT Bandung Raya Telan Dana Rp1,3 Triliun

Penulis: Agung Tri Nurcahyo
Editor: Rifki Abdul Fahmi
Terminal Leuwipanjang Kota Bandung.
Terminal Leuwipanjang Kota Bandung. /prfmnews/

PRFMNEWS – Pembangunan proyek infrastruktur pendukung operasional Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya akan mulai dibangun Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Darat (Hubdat) pada tahun 2025 dan ditargetkan beroperasi penuh pada 2027.

Total anggaran yang disiapkan untuk proyek infrastruktur BRT Bandung Raya yang nantinya beroperasi di jalur khusus dengan rute melintasi wilayah Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ini sebesar Rp1,3 triliun.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Jabar Asep Koswara menjelaskan pembangunan infrastruktur antara lain jalur khusus, halte/shelter, dan sarana pendukung lain hingga penyediaan sistem BRT Bandung Raya akan dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Ditjen Hubdat Kemenhub.

Baca Juga: Panjangnya 21 Kilometer, Ini Rute BRT Bandung Raya yang Akan Dibangun Tahun 2025

Sedangkan pemerintah daerah akan diberi wewenang mengelola operasional layanan BRT Bandung Raya yang direncanakan beroperasi menggunakan armada bus listrik. Direncanakan BRT Bandung Raya melayani 21 koridor yang terintegrasi dengan stasiun Kereta Cepat Whoosh dan stasiun KAI.

Layanan BRT Bandung Raya, ujar Koswara, nantinya juga akan terintegrasi lima koridor bus Trans Metro Pasundan (TMP) Bandung Raya yang saat ini sudah beroperasi. Mengingat layanan lima koridor TMP ini juga melayani rute wilayah Kota Bandung hingga ke Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Bandung.

"Perencanaan total ada 21 koridor (BRT Bandung Raya), (total) armada itu sekitar 450-an belum feedernya. Total anggaran Rp1,3 triliun untuk infrastruktur," kata Koswara.

Untuk memastikan masyarakat secara bertahap beralih ke transportasi umum massal termasuk BRT Bandung Raya, imbuhnya, Pemprov Jabar berencana membuat peraturan khusus untuk mendorong realisasi kebiasaan baru masyarakat tersebut.

Baca Juga: Pembangunan Tahap I BRT Bandung Raya Akan Dibangun Tahun 2025 Terintegrasi hingga Stasisun Tegalluar

Sehingga diharapkan dengan semakin tingginya minat masyarakat menggunakan layanan angkutan umum massal, maka tingkat kemacetan lalu lintas di wilayah Bandung Raya akibat penggunaan kendaraan pribadi bisa semakin ditekan, sekaligus mengurangi tingkat polusi udara.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kemenhub Risyapudin Nursin menerangkan pembangunan infrastruktur dan pengembangan sistem layanan angkutan massal BRT Bandung Raya akan dilaksanakan dalam tiga tahap.

“Tahap pertama nanti pada tahun 2025, tahap kedua pada tahun 2026 dan terakhir pada tahun 2027. Di mana pembangunan ini memerlukan suatu koordinasi antara Kementerian Perhubungan bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat, maupun kabupaten dan kota,” kata Risyapudin.

Dia menyebut pada pembangunan tahap pertama ini BRT Bandung Raya akan mempunyai jalur khusus sepanjang 21 kilometer yang terbentang dari Kabupaten Bandung Barat hingga Kota Bandung.

“Dalam waktu dekat kita akan membangun angkutan transportasi massal dengan skema BRT di wilayah Jawa Barat dari mulai Cimahi, Padalarang sampai dengan Sumedang kurang lebih 21 kilometer,” bebernya.***


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub