BANDUNG, PRFMNEWS - Kemacetan seolah menjadi pemandangan biasa di Kota Bandung. Ternyata dampak dari kemacetan tersebut menyebabkan kerugian ekonomi bagi Kota Bandung.
Berdasarkan rilis dari Kementerian Perhubungan atau Kemenhub, kerugian ekonomi akibat kemacetan di Kota Bandung per tahun menembus Rp12 triliun.
Maka dari itu untuk menekakan angka kerugian ekonomi, Kemenhub pun berencana akan membangun transportasi massal BRT Bandung Raya di Kota Bandung.
Baca Juga: Terminal Cicaheum Jadi Depo BRT Bandung Raya, Ada 2 Koridor yang Akan Dilayani
Sebagai informasi, pembangunan BRT Bandung Raya akan mencakup wilayah Cimahi, Kota Bandung, Padalarang hingga Sumedang sepanjang 21 km.
Kementerian Perhubungan menggelontorkan dana senilai Rp1,3 triliun untuk membangun BRT Bandung Raya termasuk menghadirkan depo BRT Bandung Raya.
Dirjen Perhubungan Darat Risyapudin menyampaikan pengembangan BRT Bandung Raya tahap satu akan dimulai di tahun 2025.
Sedangkan untuk pembangunan BRT Bandung Raya tahap 2 di tahun 2026 dan tahap 3 dilakukan pada tahun 2027.
“Nantinya sistem angkutan cepat berbasis bus ini akan ramah lingkungan dan menggunakan energi rendah karbon. Waktu tempuhnya akan lebih cepat dengan jalur khusus serta adanya kepastian jadwal,” ungkapnya.
Baca Juga: Ini Alasan RS Muhammadiyah Bandung Hentikan Layanan untuk Pasien BPJS Kesehatan
Direncanakan layanan BRT Bandung Raya ini akan terintegrasi dengan Stasiun Kereta Cepat Padalarang, Stasiun Kereta Api Cimahi, Terminal Tipe A Leuwipanjang, dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar.***