Kampus Legendaris di Bandung ini Kelola Sampah Secara Mandiri, Pakai Skema Berkelanjutan

Penulis: Indra Kurniawan
Editor: Tim PRFM News
Pengelolaan sampah di kampus ITB Bandung
Pengelolaan sampah di kampus ITB Bandung /Dok. ITB

PRFMNEWS - Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan pengelolaan sampah secara mandiri.

Dengan kolaborasi antara dosen, tendik, dan mahasiswa, ITB terus mengimplementasikan master plan persampahan berkelanjutan.

Proses penanganan sampah di ITB mulai dari pewadahan di setiap gedung di ITB, pengumpulan sampah di TPSS, pengangkutan, hingga pengolahan di Instalasi Pengolahan sampah Terpadu (IPST) Sabuga.

Baca Juga: Antisipasi Macet! ini Agenda Acara Besar di Bandung Sabtu Besok

Terdapat beberapa metode pengolahan sampah di IPST. Luarannya, sampah organik diproses dengan black soldier fly (BSF) untuk pakan ternak dan dijadikan kompos; sampah yang memiliki daya jual ditindaklanjut di bank sampah; dan nantinya sampah residu akan dijadikan sumber energi untuk menjalankan kendaraan listrik untuk operasional pengangkutan sampah kampus.

ITB mendorong sivitas akademika untuk mengolah sampah dari sumber. Beberapa di antaranya dengan cara mengajak warga kampus membawa kampus, menyediakan water refill station, hingga pengurangan sampah sisa dan bungkus makanan dengan pembiasaan penyediaan konsumsi berupa prasmanan.

Selain itu, secara bertahap di tahun ini, pemilahan sampah melalui pewadahan dibagi menjadi Sampah Sisa Makanan (hijau), Sampah Guna Ulang (kuning), Sampah Daur Ulang (biru), dan Sampah Residu (abu-abu).

Baca Juga: Waspada! KTP Dipakai Pinjol Orang Lain, Ini Cara dan Syarat Cek Data Pribadi Terdaftar Pinjol atau Tidak

Di tahap pengumpulan, sampah taman pun dikelompokkan di tempat khusus agar dapat langsung diolah di IPST. Hal ini mengefektifkan pemilahan yang berkaitan dengan tahap pengangkutan sampah yang memiliki jadwal tersediri untuk setiap jenis sampah.

IPST Sabuga sejak tahun lalu telah dibenahi. Terdapat berbagai fasilitas untuk pengolahan sampah, seperti conveyor, pengayak kompos, dan mesin press. Setiap fasilitas tersebut menjadikan sampah memiliki nilai guna.

Kedepannya, IPST Sabuga akan dijadikan media pembelajaran, mulai dari siswa SD hingga umum, terkait pengolahan sampah.

Baca Juga: Kesaksian Penumpang Bus Primajasa yang Terlibat Kecelakaan Beruntun di Jalan Tol Cipularang

Saat ini, pengomposan sampah daun yang dikelola di IPST dijadikan kompos dengan kemasan plastik 3,5 kg dan karung 20 kilogram.

Kompos ini salah satunya sudah digunakan oleh para petani di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Sementara itu, sampah yang berdaya jual seperti botol plastik, kertas, dus/karton, dan logam di jual ke bank sampah induk; sekitar 30 kg sampah makanan dari kantin setiap hari diproses menggunakan BSF.

Di luar itu, ITB berkolaborasi dengan mitra dalam penyediaan water refill station untuk isi ulang air. Ada juga Reverse Vending Machine (RVM) atau mesin penukaran botol plastik.

Dengan mesin ini, sivitas akademika dapat menukarkan sampah botol plastik menjadi poin yang dapat dikonversi menjadi pundi-pundi rupiah.

Water refill station dan RVM tersebut sudah tersedia di Kampus Ganesha dan Kampus Jatinangor. Untuk sampah baterai/limbah B3, ITB menyediakan tempat pembuangan khusus dan diangkut setiap tiga bulan sekali.***

Sumber: ITB


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub