Tak Kunjung Rampung, Flyover Dibangun di Atas Rel Lintasi 3 Kelurahan Siap jadi Solusi Kemacetan Bandung

Penulis: Agung Tri Nurcahyo
Editor: Indra Kurniawan
Update kondisi pembangunan flyover Nurtanio Kota Bandung.
Update kondisi pembangunan flyover Nurtanio Kota Bandung. /BBJN PUPR

PRFMNEWS – Pembangunan salah satu flyover atau jembatan layang di Kota Bandung yang membentang di atas jalur rel kereta api (KA) ini belum juga selesai. Padahal kehadiran infrastruktur pendukung lalu lintas ini diklaim menjadi salah satu solusi mengurai kemacetan di Kota Kembang.

Sesuai target, pembangunan flyover di Kota Bandung ini dimulai pada Agustus 2023 dan rampung April 2024. Lokasi jembatan layang dengan panjang 550 meter ini dibangun melintasi tiga kelurahan, yaitu Garuda, Dunguscariang, dan Husein Sastranegara.

Infrastruktur ini merupakan program dari pemerintah pusat yang dilaksanakan di Kota Bandung untuk mendukung kelancaran operasional KA Feeder Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang kini dinamai Whoosh. Detail Engineering Design (DED) flyover ini sudah selesai sejak Desember 2022.

Baca Juga: Kampung Adat di Kota Cimahi Punya Tradisi Unik, Warganya Sejak Dulu Tak Pernah Makan Nasi, Kok Bisa?

Mengusung konsep 'green infrastructure' atau infrastruktur hijau, flyover ini menekankan agar pembangunannya perlu dibarengi dengan pembenahan drainase dan penghijauan kembali pohon-pohon yang terkena dampak selama pengerjaan.

Luas lahan keseluruhan sebagai lokasi pembangunan flyover ini adalah 4.565 meter persegi. Pemerintah pusat menggelontorkan dana untuk pembebasan lahan dan uang ganti rugi (UGR) sebesar Rp120 miliar.

Flyover ini berdiri di Jalan Abdul Rahman Saleh hingga Jalan Nurtanio dan melintas di atas perlintasan sebidang kereta api sehingga diharapkan dapat mengurai kemacetan di sekitar lokasi tersebut. Sesuai lokasinya, infrastruktur ini disebut sebagai Flyover Nurtanio.

Baca Juga: Punya Panjang 700 Meter, Flyover Baru di Bandung Kini Harus Ditutup Total, Padahal Baru Selesai Dibangun

Perencanaan pembangunan Flyover Nurtanio menggunakan teknologi Building Information Modeling (BIM) yang diharapkan dengan teknologi ini desain pengerjaannya bisa dilakukan lebih komprehensif. Satu keahlian dengan keahlian lain bisa dipastikan korelasinya. Jadi, semua stakeholder bisa mengakses data yang dibutuhkan dan bermanfaat dalam masa konstruksi.

Halaman:

Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub