Meski tidak makan nasi, namun mereka tetap kuat melakukan aktivitas bertani singkong dan umbi-umbian lainnya. Selain keunikannya karena tidak makan nasi seperti masyarakat Indonesia umumnya, warga Kampung Adat Cireundeu juga memiliki rumah yang unik.
Baca Juga: 8 Juni 2024 Memperingati Hari Apa? Ada Hari Laut Sedunia, Begini Sejarahnya
Rumah adat yang mereka tempati, memiliki desain yang sama yaitu punya pintu samping yang menghadap ke arah timur.
Kampung Adat Cireundeu mempunyai konsep 3 hutan yang masih bertahan sampai sekarang, yaitu hutan terlarang atau leuweung larangan, hutan reboisasi atau leuweung tutupan, dan hutan pertanian, atau leuweung baladahan.
Leuweung larangan adalah hutan yang tidak boleh ditebang pohonnya. Alasan pohon di hutan tersebut tidak boleh ditebang karena dijadikan sebagai sumber penyimpanan air.
Sementara leuweung tutupan adalah hutan yang dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat, dengan syarat harus menanam kembali tanaman atau pohon untuk mengganti yang telah ditebang.
Adapun leuweung baladahan adalah wilayah perkebunan masyarakat yang ditanami singkong dan umbi-umbian lainnya.
Dengan tetap memegang teguh adat istiadat dan nilai budaya ini, Kampung Adat Cireundeu disebut sebagai penyumbang oksigen terbesar di Cimahi.
Meski memegang teguh nilai tersebut, Kampung Adat Cireundeu terbuka bagi siapapun yang ingin berkunjung kesana.***