Preferensi Politik Masyarakat Kota Bandung Mei 2024, Pemimpin Harus Bisa Bereskan Masalah Pengangguran

Penulis: TIM PRFM
Editor: Indra Kurniawan
Ilustrasi Pemilu
Ilustrasi Pemilu /Dok. PRFM

Dengan demikian, terdapat tiga latar belakang utama yang dipandang pantas untuk memimpin Kota Bandung, mulai dari tokoh agama, politisi, hingga akademisi dan profesional.

Selain itu, berkaitan dengan latar belakang partai politik, Yusa menambahkan bahwa Partai Gerindra dan PKS masih menjadi partai yang paling diinginkan oleh masyarakat untuk memimpin Kota Bandung.

Dalam hal bakal calon walikota Bandung, melalui pertanyaan terbuka, hasil survei menemukan beberapa nama yang sudah santer terdengar, seperti: Atalia Praratya, Muhammad Farhan, Siti Muntamah, Erwin, Asep Mulyadi, Edwin Sanjaya, Andri Gunawan dan Sonny Salimi.

“Munculnya nama Sonny Salimi pada pertanyaan terbuka survei ini diluar dugaan, mengingat nama Sonny Salimi tergolong baru muncul sebagai salahsatu bakal calon Walikota Bandung yang mencalonkan diri melalui Partai Gerindra, berbeda dengan bakal calon lain yang msudah bersosialisasi jauh-jauh hari,” jelas Yusa.

Lain hal dengan Yusa, Mudiyati menganggap kemunculan nama Sonny Salimi pada survei ini dinilai wajar karena beliau sudah lama menjabat sebagai Direktur Utama Perumda Tirtawening melewati 3 masa kepemimpinan Walikota Bandung yang berbeda.

“Mungkin sosok seperti beliau lah yang akan membuat kontestasi Pilkada Kota Bandung 2024 ini menjadi menarik karena berdasarkan hasil survei ini kalangan profesional mendapat angka penerimaan yang cukup tinggi di masyarakat untuk memimpin Kota Bandung,” ujar Mudiyati.

Selanjutnya, pada simulasi tertutup calon Walikota Bandung, hasil survei menunjukan elektabilitas M. Farhan mendapat persentase paling tinggi yakni sebesar 29,00%, diikuti Siti Muntamah 14,25%, Erwin 13,50%, Edwin Senjaya 7,25%, Asep Mulyadi 7,25%, Sonny Salimi 4,50%, Dandan Riza Wardana 4,00% dan Arfi Rafnialdi 1,50% sementara 18,75% masyarakat belum mempunyai pilihan calon walikota. “Dalam simulasi tertutup kali ini kami tidak mencantumkan nama Atalia Praratya karena belum ada kejelasan apakah Beliau akan maju atau tidak,” jelas Yusa.

Terakhir, Yusa mengatakan bahwa “Kemungkinan perubahan pilihan masih tinggi, hal ini ditunjukkan dengan angka 71,25% responden mungkin mengubah pilihan. Artinya perhelatan pemilihan Walikota Bandung masih sangat dinamis dan sangat terbuka bagi semua calon yang akan maju,” tutup Yusa.

Temuan ini turut ditanggapi oleh Pengamat Kebijakan Publik Universitas Padjadjaran, Mudiyati Rahmatunnisa, Ph.D

“Isu-isu ini sangat relevan di Kota Bandung, masalah pengangguran, bonus demografi, dan akses terhadap kebutuhan pokok terjangkau harus menjadi concern Walikota Bandung selanjutnya,” paparnya.

Halaman:

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub