Palasari Hidupi Warganya Lewat Hasil Kebun Sendiri Berkat Program Buruan Sae?

Penulis: TIM PRFM
Editor: Indra Kurniawan
Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono saat mengunjungi Kelompok Baruan Sae Sabedug di RW 13 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan Buruan Sae Ceria di Kecamatan Panyileukan, Kamis 15 Februari 2024
Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono saat mengunjungi Kelompok Baruan Sae Sabedug di RW 13 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru dan Buruan Sae Ceria di Kecamatan Panyileukan, Kamis 15 Februari 2024 /Diskminfo Kota Bandung

Sejak saat itulah, Kelurahan Palasari, mendirikan Buruan Sae bernama Sabedug (sauyunan berkebun diusahakan guyub) di RW 13.

Awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sekitar. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu belanja ke luar, tinggal memanfaatkan hasil kebun di Buruan Sae.

"Namun, alhamdulillah sampai sekarang masih eksis. Seminggu sekali ada pemeliharaan di Buruan Sae tiap Rabu. Bisa dibilang efektif karena dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sendiri, bahkan warga luar juga," kata Eman.

Baca Juga: Prabowo Subianto Terima Kenaikan Pangkat, Presiden Jokowi: Berdasarkan Usulan Panglima TNI

Tanaman potensial yang ada di Buruan Sae Sabedug di antaranya cabai domba, bawang merah, pakcoy, serta buah-buahan seperti jambu merah dan nangka.

"Dengan memanfaatkan lahan yang ala kadarnya bisa bermanfaat untuk keluarga sendiri, umumnya untuk orang lain, mari kita coba untuk buat Buruan Sae. Mudah-mudahan bisa memenuhi kebutuhan kita sehari-hari," ujarnya.

Tak hanya tumbuhan, ternak pun dibudidayakan di sini. Ada ayam petelur, kambing, dan domba. Setiap hari, masyarakat bisa mengambil telur yang dihasilkan di Buruan Sae.

Baca Juga: Stafano Beltrame Jadi Man of The Match Persib vs PSIS Semarang

Selain bercocok tanam, masyarakat di Palasari juga rutin memilah dan mengolah sampah. Eman menuturkan, warga sudah terbiasa memilah sampah organik, anorganik, dan residu. Setelah dipilah, sampah anorganik yang masih bernilai ekonomis disetorkan ke Bank Sampah.

"Kami juga punya Kang Empos untuk pengolahan sampah organik. Selain itu, di sini juga pengolahan sampahnya menggunakan gibrik mini di RW 13. Hasilnya pengolahan sampah relatif cepat, 30 menit bisa mengolah 1 ton sampah," jelas Eman.

Halaman:

Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Trending

Berita Pilgub