Ini Strategi DLHK Kota Bandung Untuk Tekan Angka Sampah Makanan

- 4 Juli 2020, 18:00 WIB
ILUSTRASI penumpukkan sampah yang harus dikurangi.*
ILUSTRASI penumpukkan sampah yang harus dikurangi.* /Foto Istimewa PR

PRFMNEWS - Pada tahun 2016, The Economist Intelligence Unit menyatakan bahwa Indonesia menjadi penyumbang sampah makanan terbesar ke-2 di dunia dengan memproduksi rata-rata 300 kg sampah makanan setiap tahunnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Kamalia Purbani membenarkan temuan tersebut. Dia mengatakan masalah ini perlu ditangani secara serius.

"Masalah ini perlu ditangani secara serius terkait bagaimana pengelolaannya (pengelolaan sampah) ke depan," kata Kamalia saat On Air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Sabtu 2 Juli 2020.

Baca Juga: Pengunjung TWA Gunung Tangkuban Parahu Terus Melonjak

Dia menambahkan, ada empat strategi yang bisa dilakukan guna menekan produksi sampah makanan. Pengelolaan sampah ini harus dilakukan secara berkesinambungan dari hulu sampai hilir.

Langkah pertama kata dia, adalah mengurangi sampah makanan dari awal. Sampah makanan bisa ditekan dari awal dengan makan dan masak secukupnya.

"Sampah makanan bisa dikurangi dengan masak dan makan secukupnya, tidak berlebihan," kata dia.

Baca Juga: Update 4 Juli: Positif Covid-19 di Kabupaten Bandung Bertambah Satu Kasus

Selanjutnya, jika banyak makanan tersisa semisal dari hajatan ia mengatakan, sebelum basi atau kadaluwarsa makanan tersebut bisa diberikan kepada keluarga kurang mampu atau panti asuhan.

Langkah lainnya kata dia, adalah daur ulang. Syarat daur ulang ini sampah makanannya harus terpisah dari sampah lain, yaitu dengan cara Kang Pisman (Kurangi, pisahkan, dan manfaatkan).

"Yang paling canggih adalah mengubah sampah menjadi energi terbarukan," katanya.

Baca Juga: Update Kasus Corona 4 Juli: Positif 62.142, Sembuh 28.219, Meninggal 3.089

Lebih lanjut ia menuturkan, dalam konteks program Kang Pisman, ada tahap food waste.

Sampah tidak hanya dipisahkan antara yang organik dan anorganik, tetapi sampah tersebut dimanfaatkan.

"Contohnya adalah bagaimana memilah sampah dipadukan dengan peternakan dan pertanian melalui penerapan pengolahan sampah organik dan sisa makanan. Sehingga pada akhirnya pengolahan sampah organik dan sisa makanan ini dapat memberikan manfaat," katanya.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x