Kota Bandung Rugi Rp12 Triliun per Tahun Akibat Macet, Mampukah BRT Bandung Raya Jadi Solusi?

1 Agustus 2024, 17:00 WIB
Uji coba layanan BRT Bus Listrik Bandung Raya di area Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. /ANTARA/HO-KCIC

BANDUNG, PRFMNEWS - Kemacetan di Kota Bandung semakin hari kian ruwet, terlebih saat memasuki akhir pekan atau weekend, banyak titik di kota kembang yang mengalami kepadatan lalu lintas.

Di satu sisi kemacetan mengartikan roda ekonomi kota sedang berjalan, namun di sisi lain kemacetan juga menjadi masalah di Kota Bandung jika tidak ditangani dengan baik.

Adapun untuk Kota Bandung sendiri telah mengalami kerugian ekonomi sebesar 12 Triliun per tahun akibat dari kemacetan. Maka dari itu, pemerintah kini sedang mempersiapkan satu moda transportasi Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya yang diharapkan bisa menjadi solusi.

Baca Juga: Kapan Launching Jersey Persib 2024-2025? Ini Jadwal dan Lokasinya

Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Irjen Pol Risyapudin Nursin mengatakan, pengembangan BRT tahap satu akan dimulai di tahun 2025, tahap dua di tahun 2026 dan tahap tiga dilakukan pada tahun 2027.

“Sesuai amanah Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pemerintah pusat dan daerah harus bersama-sama hadir dalam menyediakan angkutan massal bagi masyarakat," katanya, dikutip dari Instagram @bptd_jabar, Kamis 1 Agustus 2024.

"Kami berharap dengan nantinya ada BRT bisa menjadi solusi mengurai kemacetan dan mengurangi polusi udara,” kata Risyapudin.

Baca Juga: Terinspirasi Raja Pajajaran Terdahulu, Begini Sejarah Lahirnya Hari Jadi Kabupaten Bogor

Pembangunan BRT di Bandung akan mencakup wilayah Cimahi, Padalarang hingga Sumedang sepanjang 21 km. Di samping itu, pembangunan layanan ini juga bersama-sama dilakukan di kota Medan, Sumatera Utara.

“Nantinya sistem angkutan cepat berbasis bus ini akan ramah lingkungan dan menggunakan energi rendah karbon. Waktu tempuhnya akan lebih cepat dengan jalur khusus serta adanya kepastian jadwal,” ucapnya.

Selain itu, layanan ini akan mengedepankan kesetaraan gender, disabilitas dan inklusi sosial dalam desain bus dan infrastruktur yang inklusif.

Baca Juga: Dishub Jabar Sebut Halte BRT Bandung Raya Akan Berbeda dengan Busway, Bagaimana Bentuknya?

Direncanakan layanan BRT ini akan terintegrasi dengan Stasiun Kereta Cepat Padalarang, Stasiun Kereta Api Cimahi, Terminal Tipe A Leuwipanjang, dan Stasiun Kereta Cepat Tegalluar.

“Pada saat pembangunan BRT nanti kami berharap adanya dukungan dari seluruh stakeholder baik dari Dinas Perhubungan Provinsi, Kabupaten/Kota, pihak Kepolisian hingga masyarakat. Kami semua perlu kolaborasi dan sinergi,” ucap Risyapudin.***

Editor: Indra Kurniawan

Tags

Terkini

Trending