BANDUNG, PRFMNEWS - Panta saja dinamakan Dago, ternyata begini asal-usul kawasan populer di Kota Bandung ini. Dago adalah salah satu kawasan terkenal di Bandung. Orang mengenal daerah ini sebagai kawasan yang bersih, indah, dan maju.
Dago sendiri merupakan nama kelurahan yang ada di kota kembang. Selain itu, Dago juga dikenal sebagai nama lain dari Jalan Ir. H. Djuanda.
Penamaan Dago memiliki sejarah cuku panjang dan sudah dimulai sejak zaman kolonial dulu.
Sebelum ramai seperti sekarang, dulu Jalan Dago masih berupa jalur setapak yang kala itu menjadi satu-satunya akses bagi penduduk ke pasar.
Dikutip prfmnews.id dari laman Humas Kota Bandung pada Senin 8 Juli 2024, ternyata penamaan Jalan Dago berasal dari bahasa Sunda.
Ceritanya, pada masa penjajahan Belanda, penduduk di kawasan Bandung utara memiliki kebiasaan untuk saling menunggu sebelum pergi ke kota.
Alhasil Jalan Dago ini diambil dari Bahasa Sunda yaitu dagoan yang artinya tunggu.
Kondisi tersebut membuat penduduk selalu pergi bersama-sama karena alasan keamanan.
Lama kelamaan, warga terbiasa saling menunggu atau dalam bahasa Sundanya 'silih dagoan' di suatu tempat di kawasan Dago.
Sejak dahulu, Dago memang menjadi kawasan yang cocok dijadikan tempat peristirahatan.
Baca Juga: The Real Kereta Pribadi, KAI Buka Layanan Liburan Naik KLB, Simak Syarat dan Cara Pesan Tiketnya
Saat Belanda berkuasa, kawasan itu juga dijadikan sebagai rumah peristirahatan dan kawasan elit.
Saat ini kawasan tersebut sudah menjadi lebih modern. Terlihat deretan kursi dan lampu di sepanjang Jalan Dago membuat kawasan tersebut semakin nyaman dan terlihat seperti di Eropa.
Sudah bisa dipastikan, setiap wisatawan yang pernah berkunjung ke Kota Bandung, pasti singgah di Dago.
Hasil revitalisasi trotoar di Jalan Dago yang legendaris mampu menghidupkan kembali budaya masyarakat Bandung tempo dulu, yaitu yang berjalan kaki.
Suasana kawasan Jalan Dago dengan trotoarnya yang baru tersebut diresmikan 19 Februari 2017.
Dago pun disebut mirip dengan salah satu jalan di Barcelona, Spanyol. Sepanjang trotoar dilengkapi dengan lampu-lampu vintage nan cantik yang juga terinspirasi dari jalan di kota tersebut.
Itulah asal-usul nama Jalan Dago yang ternyata diambil dari bahasa Sunda.***