BANDUNG, PRFMNEWS - Sebuah kampung adat di Kota Cimahi punya tradisi unik dimana warganya sejak dulu tak pernah makan nasi.
Ya, tradisi unik warga kampung adat di Kota Cimahi ini bukan isapan jempol belaka.
Namun tradisi tak pernah makan nasi yang dilakukan warga kampunga adat di Kota Cimahi ini sudah berlangsung turun temurun.
Sebagai informasi warga di kampung ini tidak pernah makan nasi, dengan satu alasan.
Bukan karena tidak bisa mengolah nasi ataupun membeli beras, namun ada pantangan yang berlaku di kampung ini, yaitu tidak boleh memakan nasi.
Padahal, sebagian besar warga disana berprofesi sebagai petani. Adapun kampung yang dimaksud adalah Kampung Adat Cireundeu yang berada di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.
Dikutip dari laman Pemkot Cimahi, sabtu 8 Juni 2024 Kampung Adat Cireundeu memiliki luas wilayah sekitar 64 hektare. Sebagian besar wilayahnya merupakan lahan pertanian dan juga hutan.
Baca Juga: Sule dan Artis Lain Meriahkan Festival Kuliner Cimahi 2024, Catat Jadwal dan Lokasi Acaranya
Adapun pemukiman hanya di lahan 4 hektare. Masyarakat di kampung ini sebagian besar merupakan petani singkong.
Oleh karenanya, untuk mengganti nasi, mereka mengkonsumsi singkong, hasil tanam sendiri. Tradisi ini merupakan nilai kebudayaan yang mereka pegang teguh turun temurun.
Meski tidak makan nasi, namun mereka tetap kuat melakukan aktivitas bertani singkong dan umbi-umbian lainnya. Selain keunikannya karena tidak makan nasi seperti masyarakat Indonesia umumnya, warga Kampung Adat Cireundeu juga memiliki rumah yang unik.
Baca Juga: 8 Juni 2024 Memperingati Hari Apa? Ada Hari Laut Sedunia, Begini Sejarahnya
Rumah adat yang mereka tempati, memiliki desain yang sama yaitu punya pintu samping yang menghadap ke arah timur.
Kampung Adat Cireundeu mempunyai konsep 3 hutan yang masih bertahan sampai sekarang, yaitu hutan terlarang atau leuweung larangan, hutan reboisasi atau leuweung tutupan, dan hutan pertanian, atau leuweung baladahan.
Leuweung larangan adalah hutan yang tidak boleh ditebang pohonnya. Alasan pohon di hutan tersebut tidak boleh ditebang karena dijadikan sebagai sumber penyimpanan air.
Sementara leuweung tutupan adalah hutan yang dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat, dengan syarat harus menanam kembali tanaman atau pohon untuk mengganti yang telah ditebang.
Adapun leuweung baladahan adalah wilayah perkebunan masyarakat yang ditanami singkong dan umbi-umbian lainnya.
Dengan tetap memegang teguh adat istiadat dan nilai budaya ini, Kampung Adat Cireundeu disebut sebagai penyumbang oksigen terbesar di Cimahi.
Meski memegang teguh nilai tersebut, Kampung Adat Cireundeu terbuka bagi siapapun yang ingin berkunjung kesana.***