Kota Bandung dan Perempuan Calon Kepala Daerah

3 Juni 2024, 15:00 WIB
Ilustrasi Pilkada Serentak 2024. /prfmnews

PRFMNEWS - Jelang Pilkada Serentak 2024, beberapa nama mulai bermunculan yang digadang-gadang cocok menjadi wali kota Bandung. Dari banyaknya nama calon pemimpin kota Bandung yang muncul, beberapa di antaranya adalah sosok perempuan.

Kota Bandung memang tak pernah habis mencetak tokoh-tokoh berpengaruh, tak terkecuali sosok calon pemimpin. di Kota Bandung, isu kepemimpinan perempuan menjadi sangat strategis mengingat munculnya banyak calon kepala daerah dari kelompok perempuan.

Kepemimpinan perempuan di Jawa Barat dan Kota Bandung memiliki sejarah panjang sejak munculnya tokoh perjuangan seperti Raden Dewi Sartika, dan lainnya.

Kini, jelang Pilkada Serentak 2024, sebut saja Siti Muntamah atau yang akrab disapa Ummi Oded, Atalia Praratya Kamil istri Ridwan Kamil, Nurul Arifin, hingga Yena Iskandar Ma'soem masuk dalam bursa calon pemimpin kota Bandung.

Pengamat politik yang juga Director Centre for Political Analysis Strategic Indonesia Nana Rukmana memberikan pandangannya terkait kepemimpinan perempuan.

Baca Juga: Istri Ridwan Kamil Masih Unggul dalam Survei Calon Wali Kota Bandung

"Makam Cut Nyak Dien di Sumedang sangat terpelihara karena beliau selain pahlawan juga sebagai tokoh perempuan pergerakan melawan kolonialisme yang sangat dihormati di Aceh. Sedangkan di Kota Bandung ada pula Sekolah Kautamaan Istri yang merupakan warisan dari Raden Dewi Sartika," katanya.

Terkait munculnya sosok perempuan maju sebagi calon wali kota Bandung, Nana pun tak mempermasalah itu karena kandidat tersebut memiliki kualitas yang mumpuni.

"Kita lihat bagaimana Ummi Oded sering terjun ke masyarakat, lalu Atalia yang kuat dengan Jabar Bergeraknya, Nurul Arifin dengan anak mudanya. Lalu sekarang ada lagi calon perempuan lainnya yaitu Yena Iskandar Ma'soem yang merupakan penggiat dunia kesehatan sekaligus entepreneur yang sukses," katanya.

Baca Juga: Ronal Surapradja Umumkan Diri Maju Jadi Bakal Calon Wali Kota Bandung, Siap Berikan yang Terbaik

Figur Alternatif

Sementara menurut Koordinator Lingkar Studi Ilmu Politik (LSIP) Amir Sudrajat, munculnya nama Yena Iskandar Ma'soem menjadi menarik lantaran dia bisa menjadi figur alternatif dibandingkan dengan nama-nama yang sebelumnya sudah terlalu sering dimunculkan.

Yena yang sebelumnya maju di Pilbup Bandung 2019 silam, lanjut Amir, bisa menjadi jalan tengah dari kebekuan lahirnya pemimpinan perempuan di Kota Bandung.

Menurut Amir, Yena yang merupakan politisi PDI Perjuangan patut diperhitungkan juga karena memiliki kapasitas menjadi pemimpin.

"Selain dikenal sebagai politisi yang tangguh, dia juga dikenal sebagai aktifis pendidikan yang berpengaruh, Dia juag dikenal sebagai pengusaha perempuan yang sukses. Pengalamannya yang lengkap dan panjang diberbagai bidang itu bisa mejadi modal besar dalam kontestasi Pilkada Kota Bandung," kata Amir.

Menurut Amir, Yena juga bisa menjadi representasi di dunia pendidikan dan kesehatan. Terlebih generasi ketiga Al'Masoem ini memiliki banyak sekolah dan lembaga pendidikan yang terbilang sukses.

Yena juga dinilai berhasil dalam mengelola dunia usaha kesehatan. Banyak bidang usaha kesehatan mulai dari pengelolan rumah sakit, berbagai klinik kesehatan dan sukses mengelola banyak apotek.

"Pengalamannya dalam dunia kesehatan bisa dijadikan bekal untuk membuat Kota Bandung lebih baik lagi dalam melayani kesehatan sebagai kebutuhan dasar publik. Seperti diketahui meski memiliki puluhan rumah sakit yang menerima BPJS, warga Kota Bandung masih kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan," katanya.

Yena pun lanjut Amir, memiliki kapasitas untuk membantu generasi muda dalam sektor ekonomi kreatif. Ini karena Yena memiliki pengalaman sebagai pengusaha yang harus melek terhadap perkembangan zaman.

"Hanya saja kita masih menunggu sejauh apa langkah-langkah Yena yang saya baru dengar akan maju di Piwalkot Bandung. Mudah-mudahan dengan hadirnya Yena, Piwalkot Bandung semakin berkualitas," katanya.

Baca Juga: Arfi Rafnialdi Siap Maju Sebagai Calon Wali Kota Bandung dari Partai Golkar

Pecah Telur Pemimpin Perempuan

Guru Besar Universitas Pajajran Prof Muradi menambahkan karakter kultur politik di Jabar dan khususnya Kota Bandung masih membutuhkan proses. Ini karena hingga kini belum ada 'pecah telur' kepemimpinan perempuan di Kota Bandung.

"Meski sebenarnya sangat memungkinkan adanya beberapa nama yang layak. Seperti Atalia, Ummi Oded hingga Nurul Arifin. Hanya saja penentuan nama-nama ini harus selesai dulu di internal partai," katanya.

Namun semua bisa saja terjadi kata Muradi, hanya saja semuanya masih belum 'clear' betul. Dinamika Piwalkot Bandung masih sangat terbuka, dan kemungkinan perempuan maju pun masih ada. Hanya saja peta politik secara keseluruhan belum terlihat.***

Editor: Rifki Abdul Fahmi

Tags

Terkini

Trending